Pantai Marina Batam, Potensi Wisata Tersembunyi di Kota Mati
November 14, 2020Pantai Marina adalah sebuah pantai yang terletak di kawasan "kota mati" Marina City. Kenapa disebut "kota mati"? Karena sekarang ini kawasan itu benar-benar terbengkalai. Saat saya ke sana pada bulan November 2018 yang lalu, saya merasa terkejut. Ketika melewati gerbang kawasan ini saya berpikir akan masuk ke sebuah perumahan elit. Apalagi tak jauh dari gerbang terdapat hotel mewah bernama Harris Resort Waterfront Batam. Namun khayalan saya buyar begitu menyusuri jalanan Marina City yang sunyi.
Pantai Marina Batam |
Semakin jauh masuk ke dalam kawasan, mulai terlihat bangunan-bangunan di sana yang tak lagi berpenghuni. Baik bangunan publik maupun bangunan privat, semuanya tampak tidak terawat. Bahkan area terbukanya dipenuhi rumput-rumput tinggi dan semak belukar. Meskipun begitu masih tampak sisa kemegahan kawasan ini pada masanya. Potret kawasan elit yang terabaikan tergambar jelas di sana.
Usai menyusuri jalanan dan membuang rasa penasaran, kami mencari lokasi Pantai Marina. Ternyata letaknya tidak jauh dari Harris Resort Waterfront. Setelah resort itu, ada jalan masuk ke arah kanan. Lurus saja hingga bertemu dengan pos penjagaan. Di sini pengunjung diminta membayar Rp10.000,00/orang dan Rp3.000,00/motor. Anak-anak tidak dikenakan biaya. Untuk tarif mobil saya kurang tahu karena saya datang menggunakan motor.
Taman dan playground |
Setelah memarkir motor, kami pun mulai berjalan-jalan. Area Pantai Marina cukup luas. Dari pengamatan sekilas, saya melihat bahwa awalnya pantai ini di konsep sebagai tempat wisata keluarga. Ada area playground, kios-kios penjual makanan, juga taman-taman berumput dengan pohon-pohon peneduh. Sayangnya, seperti kawasan di luar, area pantai ini juga tampak sudah lama tidak dikelola dengan baik, sehingga timbul kesan terabaikan. Padahal jika dirawat dengan lebih serius, Pantai Marina ini mempunyai potensi besar menjadi tempat wisata keluarga yang nyaman.
Area sekitar pintu masuk |
Puas berjalan-jalan dan berfoto-foto di sekitar pintu masuk, kami pun berjalan lagi hingga bertemu sebuah pantai landai dengan pasir berwarna gelap. Ternyata pantai ini kurang menarik minat anak saya untuk bermain air. Apalagi saat itu matahari cukup terik. Akhirnya saya hanya mengambil foto di sekitar pantai, lalu duduk-duduk sejenak sambil mengamati kapal yang lewat. Tidak sampai 15 menit setelahnya kami pun memutuskan untuk mengakhiri kunjungan.
Pantai berpasir gelap |
Sebetulnya saat pergi ke sana saya tidak tahu bahwa kawasan Marina City adalah sebuah "kota mati" karena tujuan saya datang adalah mencari Pantai Marina. Saya hanya mengikuti petunjuk arah dari google map, lalu sampailah saya di sana. Beberapa minggu setelahnya barulah saya mulai mencari berita tentang Pantai Marina, hingga bertemulah dengan berita-berita tentang "kota mati" Marina City tersebut.
Menurut berbagai informasi yang saya baca, dulunya kawasan itu adalah pusat perjudian Kota Batam. Banyak warga asing yang datang, bahkan tinggal di sana. Gemerlap kehidupan malam dan judi adalah daya tarik utama kawasan ini. Apalagi lokasinya dekat dengan negeri tetangga, Singapura. Namun sejak pemerintahan Bapak Susilo Bambang Yudhoyono yang melarang segala bentuk perjudian, perlahan-lahan kawasan ini ditinggalkan, hingga akhirnya menjadi "kota mati" seperti sekarang ini.
Akan tetapi sepertinya pemerintah masih berusaha mengembangkan kawasan itu menjadi kawasan wisata. Terbukti dengan adanya hotel-hotel di sekitar sana. Namun saya tidak terbayang seperti apa di sana saat malam hari. Sebuah kawasan sepi dengan bangunan-bangunan terbengkalai rasanya sedikit menakutkan. Namun, bagi kalian yang penasaran seperti apa penampakan mantan pusat judi internasional di Kota Batam, silahkan berkunjung langsung ke Marina City. Selamat berpetualang!
2 komentar
Duh jadi kangen mantai euyyy... Seru kayanya sambil berlarian di pantai kulari ke hutan
ReplyDelete#eh
Yuk mantai yuk hehehe...
DeletePantai disini kl dtg sebelum jam 7 pagi masih berasa private beach lho...
Tp yg satu ini udh lamaaaa...