Pengalaman Pertama Menginap di Hotel Berbintang (Keraton Jimbaran Resort and Spa)
May 27, 2015
Pada suatu siang
yang terik, ketika saya sedang asik bekerja, tiba – tiba salah satu kenalan
saya yang bernama Mbak Ika mengirim pesan melalui Whatsapp. Entah bagaimana
cerita pastinya, dia mendapat kesempatan menginap di sebuah hotel di sekitar
Jimbaran. Kebetulan tempat kerja dan kos saya berada di area Jimbaran sehingga
dia meminta saya untuk menemani dia.
Jujur saja, saya
sama sekali belum pernah menginap di hotel berbintang. Selama ini pergi
kemanapun saya hanya bermalam di penginapan murah. Beberapa kali saya bercerita
kepada rekan – rekan kerja bahwa sesekali saya ingin menginap di hotel
berbintang, Sudah 5 proyek hotel berbintang yang saya pegang, namun belum
sekalipun menginap di hotel berbintang. Saya ingin merasakan sarapan dengan sistem buffet,
dengan aneka masakan, bukan hanya sekedar omelet atau roti bakar.
Seperti
mendengar permintaan hati saya, hari itu Tuhan memberikan jalan, jadi tanpa
ragu – ragu saya terima ajakan tersebut. Apalagi setelah saya tau bahwa hotel
yang akan kami datangi adalah sebuah hotel bintang 4 dengan nama Keraton Jimbaran Resort
and Spa, semakin bersemangatlah saya.
Singkat cerita, pada hari Minggu, 8 Februari 2015 kami berdua berangkat kesana. Keraton Jimbaran Resort and Spa berlokasi
di Jalan Mrajapati, Jimbaran, Bali. Kami berdua belum tau lokasinya
sehingga seperti biasa mengandalkan Google Map sebagai penunjuk jalan. Setelah
menempuh perjalanan sekitar 15 menit dari kos saya, akhirnya sampailah kami di
sebuah jalan masuk dengan tulisan Keraton Resort and Spa. Dari penanda
tersebut kami masih harus berkendara kurang lebih 100 meter untuk sampai di
tujuan kami.
Begitu tiba di
di pintu masuk hotel, kami ditanya akan kemana oleh security, sepertinya tampang
kami berdua kurang meyakinkan untuk menjadi tamu disana. Hal tersebut terlihat jelas dari ekspresi
wajahnya ketika bertanya, tetapi begitu kami menjawab hendak check in mendadak
raut wajahnya berubah menjadi ramah, dan menunjukkan kepada kami dimana kami bisa
memarkir motor.
Begitu memasuki area parkir mulai terasa nuansa Bali pada
hotel ini. Pemilihan material bangunan hingga ornamen – ornamen yang digunakan semua
mencerminkan budaya Bali. Ketika kami memasuki lobi,
nuansa Bali tersebut semakin terasa. Pemilihan perabot dan musik yang diputar
semakin menambah kental suasana Bali di hotel ini.
Drop Off Hotel |
Sembari menunggu proses
check in, kami diberi handuk dingin dan segelas jus semangka. Sangat melegakan
mengingat cuaca di luar yang super duper panas. Saya memperhatikan sekeliling
dan saya mendapati beberapa tamu hotel sedang asik duduk – duduk di area lobi
ini dan tidak ada satupun dari mereka adalah orang pribumi, pantas saja tadi
kami sedikit mendapat sambutan kurang menyenangkan di pintu masuk. Kami juga
diberi tahu bahwa di kamar tidak ada jaringan internet. Internet bisa di akses
di area lobi atau restoran. Hal tersebut tidak masalah buat saya. Siapa yang
peduli ada atau tidaknya internet jika tujuan kita menginap di hotel adalah
untuk berelaksasi. Sayang sekali saya tidak mengambil foto di area lobi ini.
Welcome Drink |
Selesai check in
kami langsung di antar ke kamar. Dalam perjalanan menuju kamar, kami melewati taman –
taman tropis yang di tata dengan apik, yang memisahkan satu bangunan dengan
bangunan lainnya. Sepertinya konsep dari resort ini adalah kawasan, yang menggunakan
tatanan bangunan massa banyak sehingga antara bangunan satu dengan yang lainnya
dihubungkan dengan jalan – jalan setapak yang meliuk – liuk indah.
Pintu keluar dari lobi menuju kamar - kamar |
Jalan setapak sebagai sirkulasi antar bangunan |
Sesampainya di
kamar ada sedikit masalah, key card kami tidak bisa digunakan untuk menyalakan
listrik. AC, lampu, TV dan semua peralatan elektronik tentu saja tidak mau
menyala. Akhirnya datanglah petugas dan mengganti kartu tersebut dengan kertas
biasa. Ternyata kertas tersebut malah bisa membuat listrik menyala. Ada – ada saja.
Bangunan disini sebagian besar hanya terdiri dari dua lantai dan kebetulan kamar kami
terletak di lantai atas sehingga terasa lebih privat. Di depan kamar terdapat dua kursi dan satu meja, yang
menurut saya, berfungsi sebagai area penerima tamu. Mungkin saja ketika kita
menginap ada teman yang datang berkunjung dan kita tidak ingin dia memasuki
kamar, maka area ini bisa menjalankan fungsi layaknya ruang tamu pada sebuah
rumah.
Kamar kami, nomor 322 |
Ini kamar di lantai bawah, sedangkan kamar kami di lantai atas |
Untuk kamar
tidurnya, seperti hotel pada umumnya, kamar kami hanya terdiri dari ruang tidur
dan kamar mandi. Namun ruang tidurnya cukup luas. Terdapat satu tempat tidur
king size, lengkap dengan tiang di empat sudutnya dan kelambu sebagai penutup.
Di depan tempat tidur ada meja rias, minibar dan meja TV. Di samping kiri
tempat tidur disediakan sebuah bed side table dan dua buah kursi serta satu meja bundar, tepat
di samping jendela besar yang mengarah ke area luar. Di samping kanan tempat
tidur juga ada sebuah bed side table yang bersebelahan dengan lemari pakaian.
Suasana ruang tidur kami |
Meja rias dan meja TV |
Hiasan dinding |
Mini Bar |
Sandal hotelnya kurang menarik |
Motif bathrobenya unik |
Safe deposit box |
Ini dia yang namanya Mbak Ika |
Layaknya hotel
bintang 4, kamar ini memiliki bathtub di kamar mandinya, lengkap dengan shower
air panas dan towel rack yang diatasnya tertata rapi dua handuk kecil dan dua
handuk besar. Pada meja wastafel yang posisinya berseberangan dengan closet
terdapat sekotak toiletries, sepasang gelas kumur, dua botol
air mineral, pengering rambut sampai pembuka tutup botol. Dibawah meja wastafel terdapat sebuah tempat sampah yang bentuknya menyerupai batang pohon.
Finishing bathtub kurang rapi |
Toiletries |
Tempat sampah unik |
Selesai mengeksplorasi
kamar kami memutuskan untuk bersantai – santai sambil menonton TV. Sebenarnya
kami ingin berenang dan berjalan – jalan di pantai, namun mengingat cuaca di
luar masih sangat terik, kami menunda acara berenangnya sampai sore hari.
Begitu berbaring di tempat tidur, saya merasakan kasur yang empuk itu begitu
nikmat dan saya tidak bisa menahan diri untuk tidur siang.
Ketika saya
bangun tidur hari sudah sore dan cuaca di luar sudah tidak sepanas tadi siang. Kami
berdua akhirnya memutuskan untuk berenang dan berjalan – jalan di pantai
sambil menunggu matahari terbenam. Beruntunglah
tadi siang saya sudah bertanya kepada petugas dimana lokasi kolam renang,
sehingga kami bisa menemukannya dengan mudah. Dalam perjalanan kesana, sekali
lagi kami melewati bangunan – bangunan lain yang di lengkapi dengan taman –
taman indah. Sungguh pemandangan yang sangat menyejukkan mata.
Taman - taman indah nan menyejukkan mata |
Sepertinya ini adalah kamar dengan tipe privat villa |
Tipe kamar yang lebih besar |
Kami berjalan
sekitar 5 menit dari kamar ke area kolam renang. Kolam renang tersebut berada
persis menghadap ke arah pantai, bersebelahan dengan restoran hotel. Terdapat
kursi – kursi berjemur di sekeliling kolam, juga gazebo sebagai tempat
beristirahat.
Sore itu kolam
renang tidak terlalu ramai, hanya beberapa tamu saja yang terlihat sedang
berenang, dan lagi – lagi tidak ada seorang pun tamu pribumi selain kami berdua.
Melihat hal tersebut nyali saya untuk berenang surut. Akhirnya hanya Mbak Ika yang berenang, sedangkan saya hanya duduk – duduk sambil jeprat jepret
sana sini. Jika kalian menginap disini dan memutuskan untuk berenang, kalian
bisa meminta handuk di Towel Counter yang berada di area pantai, dekat dengan
kolam renang.
Area kolam renang |
Restoran dan area makan outdoor |
Buffet dan area makan outdoor disamping kolam renang. Hanya ada saat sore hari |
Hari sudah
semakin sore dan kami pun menyudahi aktifitas di kolam renang. Kami berjalan
– jalan ke arah pantai, menunggu matahari terbenam. Memiliki akses langsung menuju Pantai
Jimbaran memang merupakan salah satu keunggulan dari resort ini. Siapa yang tidak suka menginap di hotel yang hanya butuh berjalan kaki saja untuk mencapai pantai?
Pantai Jimbaran sore itu
cukup ramai. Banyak wisatawan yang asik beraktifitas disana. Sepertinya mereka
juga mempunyai tujuan yang sama seperti kami, menunggu matahari terbenam. Kami duduk di
kursi pantai yang disediakan disana. Duduk berdiam diri sambil membicarakan
banyak hal sampai matahari terbenam.
Pantai Jimbaran sore itu |
Detik - detik sebelum matahari terbenam |
Sudut pengambilan foto yang lagi ngetren di dunia maya :D |
Matahari terbenam sore itu sungguh luar
biasa dan saya nobatkan sebagai matahari terbenam terindah yang pernah saya
lihat sepanjang hidup saya. Bagitu megah. Begitu mewah. Langit dan laut
memancarkan jingga yang begitu mempesona. Namun mungkin hasil foto tidak
seindah yang saya tangkap dengan mata.
Senja yang begitu indah |
Aku dan senja |
Selepas senja
kami kembali ke kamar. Mbak Ika memutuskan untuk mandi terlebih dahulu sebelum
membeli makan malam, sedangkan saya, karena ingin berlama - lama berendam di
bathtub memutuskan mandi setelah makan. Kami membeli makan malam di luar hotel.
Kenapa? Karena harga makanan di hotel sangat mahal. Saya lupa memfoto daftar
harganya, namun yang pasti tidak terjangkau oleh kantong saya. Sepulang membeli
makan, saya mewujudkan niat saya untuk berendam air panas dan setelahnya saya
tertidur dengan pulas.
Keesokan paginya
kami bangun pagi – pagi sekali karena harus bekerja lagi. Pukul 07.00 WITA kami
sudah siap untuk sarapan pagi. Sarapan pagi disajikan di restoran yang terletak
di samping kolam renang. Restoran tersebut langsung menghadap ke arah Pantai Jimbaran. Sayang sekali ada kain – kain penghalang yang diletakkan di
sepanjang batas hotel dan pantai, sehingga kami tidak bisa langsung menikmati
keindahan pantai dari restoran. Padahal menurut saya itu bisa menjadi daya tarik
tersendiri.
Restoran tempat kami sarapan |
Menu sarapan pagi itu sangat banyak, mulai dari
makanan Indonesia hingga makanan luar negeri, mulai dari makanan berat hingga
makanan ringan. Pilihan minuman pun cukup bervariasi, mau yang dingin seperti
aneka jus atau yang panas seperti teh, kopi dan susu semua ada. Tinggal pilih mau yang mana.
Akhirnya mimpi saya untuk makan buffet terwujud, tetapi
entah kenapa pagi itu saya tidak terlalu bernafsu makan. Saya hanya mengambil
sepotong roti, tiga buah sosis ayam, bihun goreng, dan satu buah chicken roll.
Untuk desert saya mengambil 2 lembar keju dan semangka. Agak sedikit aneh untuk
dilihat karena saya mencampur makanan utama dan desert dalam satu piring. Untuk
minumnya saya mengambil segelas susu dan segelas air putih. Saya tidak terbiasa
minum jus buah di pagi hari.
Walaupun tidak bernafsu makan, saya akui masakan disini enak. Sesuai dengan lidah saya. mungkin karena makanan yang saya ambil hanya makanan - makanan standar. Agak kurang cocok dengan air putihnya. Mungkin karena tempat yang dipakai menyajikan bekas jus buah sehingga airnya terasa sedikit manis dan memiliki aroma buah, terasa aneh di lidah saya.
Sarapan pagi kami |
Panampakan sarapanku :p |
Sungguh pengalaman yang sangat berkesan. Dari skala 1-10
hotel ini saya beri nilai 8. Resort mewah bernuansa tradisonal Bali ini cocok
sekali bagi wisatawan yang ingin menginap di tempat yang tenang, terutama bagi pasangan yang berbulan madu. Lokasinya yang jauh dari pusat
keramaian dan dekat dengan pantai sangat cocok untuk wistawan yang mendambakan liburan
penuh dengan romantisme. Nuansa bali yang kental seakan memanjakan mata setiap
tamu yang datang. Ukiran-ukiran dan dekorasi khas Bali yang indah seakan
menyatu dengan suasana alam tropis yang damai. Selain itu lokasi hotel ini
tidak begitu jauh dari bandara sehingga mudah untuk di akses.
2 komentar
Pantes viewernya sampai 8000an
ReplyDeleteTulisannya kece
Mengalir
Enak dibaca sampai ending.
Btw kok gk diceritain, asal usul mba Ika bs menginap di hotel. Hahaha
Terima kasih atas pujiannya
DeleteSaya jadi malu ☺️
Nah ini saya kurang jelas juga asal usulnya. Secara garis besar bosnya sudah memesan hotel tersebut, ternyata tidak jd menginap, jadi dialihkan kepada karyawannya. Kira-kira begitu sih kalau tidak salah 😅